Diskrit
dan Kontinu
Kedisktritan
suatu sistem dapat dilihat dari perubahan keadaan sistem dari waktu ke waktu.
Jika perubahan keadaan yang terjadi hanya pada waktu tertentu, bukan pada
setiap titik waktu, maka dikatakan sistem diskrit. Dalam hal lain dikatakan
sistem kontinu.
Dalam membuat
suatu simulasi, harus sesuai dengan perilaku sistem. Dari sistem diskrit, akan
dijumpai variabel diskrit, untuk sistem kontinu, akan dijumpai variabel
kontinu. Contoh mendapatkan variabel diskrit dengan menghitung jumlah produk
cacat, jumlah sumber daya manusia, jumlah mesin yang dibutuhkan. Contoh
mendapatkan variabel kontinu dengan menggunakan alat ukur, berat kemasan,
tekanan udara, waktu antar kedatangan, waktu proses.
Dari variabel
diatas didapatlah data pengamatan, tidak hanya sifatnya yang harus kita
ketahui, tetapi pola penyebarannya juga harus kita ketahui, maka kita pelajari
mengenai pola distribusinya. Agar simulasi yang kita lakukan nantinya sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
Pendugaan Pola Distribusi
Kita perlu
mengetahui pola distribusi dari data pengamatan, sehingga pada saat melakukan
simulasi nantinya, pola distribusi variabel acak yang diambil akan sesuai
dengan pola distribusi data yang sebenarnya.
Ada beberapa cara
yang bisa ditempuh :
- Ringkasan Statistik
a.
Beberapa distribusi dapat dikarakteristikan paling tidak oleh
ringkasan statistik datanya. Dari ringkasan ini dapat diketahui keluarga
distribusinya. Nilai-nilai pemusatan merupakan besaran statistik yang cukup
penting guna menduga keluarga distribusi. Mean ( ) dan median ( ) misalnya, pada distribusi kontinu jika nilainya sama, maka
dapat dipastikan bahwa kurva distribusi berbentuk simetris.
b.
Koefisien varian (
) juga mempunyai peranan yang penting dalam menduga keluarga
distribusi. Untuk nilai koefisien varian 1(satu) maka dapat diduga data
berdistribusi eksponensial, jika lebih besar atau lebih kecil dari satu maka
dugaan mengarah kepada ditribusi Gamma.
c.
Untuk distribusi diskrit, maka dari nilai rasio lexis () dapat diduga distribusinya. Jika nilai rasio lexis = 1
dugaan berdistribusi poisson, Jika nilai rasio lexis < 1 dugaan
berdistribusi Binomial dan Jika nilai
rasio lexis > 1 dugaan berdistribusi binomial negatif.
d.
Kelandaian distribusi (Skewness)
Rumus Skewness = . Untuk distribusi
simetris, skewness bernilai 0(nol), jika, skewness > 0 distribusi akan
menjulur kekanan dan sebaliknya ke kiri. Misal nilai skewness = 2 berarti data
berdistribusi eksponensial.
- Histogram dan Grafik Garis
Dari
bentuk histogram data, maka memcerminkan pola distribusinya.
Distribusi
Kontinu
Distribusi Kontinu memiliki sifat kontinu, data yang diamati berjalan
secara berkesinambungan dan tidak terputus.
Distr probabilitas uniform kontinu
Uniform
|
Parameters
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
any value in
|
|
|
|
|
|
Excess
kurtosis
|
|
|
|
|
|
|
Contoh
Pada
suatu sentra telpon ternyata distribusi pelayanan telponnya berdistribusi
uniform kontinu dengan minimal waktu 3 menit dan maksimal 5 menit.
Distribusi Normal
Distribusi
Normal merupakan model yang baik untuk mendekati frekuensi dari fenomena alam
dan sosial jika sampelnya besar.
Normal
|
Parameters
|
|
|
|
|
|
|
|
μ
|
|
μ
|
|
μ
|
|
σ2
|
|
0
|
|
Excess
kurtosis
|
0
|
|
|
|
|
|
Dengan X : Nilai tengah dari kelas distribusi
: nilai rata rata
: simpangan baku
Contoh :
Curah hujan
yang tercatat di stasiun Pengamatan Cuaca Tanjung Selor Kalimantan Timur selama
10 tahun terakhir rata-rata mencapai 2800 mm/th dengan simpangan baku 75 mm/th.
Bila curah hujan mengikuti distribusi normal, hitunglah probabilitas curah
hujan kurang dari 2675 mm/th atau lebih dari 2900 mm/th !
Distribusi Binomial
Ciri-ciri
:
-
Setiap
percobaan hasilnya dapat dibedakan dalam 2 macam kejadian: berhasil
(probabilitas dinyatakan dengan notasi p) atau tidak berhasil (probabilitas
dinyatakan dengan notasi q = 1 – p )
-
Masing-masing
percobaan merupakan peristiwa yang bersifat bebas yaitu peristiwa yang satu
tidak mempengaruhi peristiwa yang lain.
Binomial
|
Parameters
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
one of
|
|
|
|
|
|
|
|
Excess
kurtosis
|
|
|
|
|
|
|
Contoh
:
Menurut
penelitian, probabilitas seseorang untuk sembuh dari penyakit anthrax yang
diberi obat tertentu sebesar 60 %. Jika diambil 10 orang yang terjangkit secara
acak, hitunglah probabilitas tidak lebih dari 2 orang sembuh.
Ditanya
P( X ≤ 2 ) = P(X=0) + P(X=1) + P(X= 2)
DAFTAR PUSTAKA